Bayangkan di malam yang tenang, buku pelajaran dan tugas sudah terbuka rapi di meja. Namun, tiba-tiba notifikasi TikTok berbunyi nyaring. Dilema sederhana pun muncul: lanjut belajar atau buru-buru scroll? Inilah pertarungan nyata yang semakin sering dialami siswa zaman sekarang. Fenomena ini dikenal dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO) rasa takut yang begitu kuat ketika ketinggalan sesuatu, terutama dari media sosial.
Pertarungan Belajar dan Scroll
Media sosial kini bukan lagi sekadar tempat hiburan, melainkan telah menjadi ruang sosial yang super ramai, penuh warna, dan sangat berpengaruh. Banyak siswa merasa wajib selalu update agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Mulai dari ikut challenge TikTok yang sedang heboh, membuat story saat belajar di kelas bersama teman-teman, hingga panik karena belum menonton konten viral semua itu merupakan tanda-tanda FOMO.
Menurut survei APJII (2024), lebih dari 87% Gen Z di Indonesia aktif berinternet setiap hari, dengan mayoritas waktu dihabiskan untuk media sosial. Fakta ini menegaskan betapa besar peran dunia digital dalam kehidupan remaja modern.
Ketika FOMO Menguasai
Sayangnya, FOMO sering diam-diam mengganggu proses belajar. Notifikasi yang terus berdatangan membuat siswa sulit berkonsentrasi penuh. Tugas-tugas penting bisa tertunda karena terlalu lama scrolling, sementara perasaan cemas dan minder muncul ketika melihat pencapaian orang lain nilai yang lebih bagus, prestasi lomba, atau kegiatan keren yang tampak sempurna di layar.
Saat FOMO Jadi Energi Positif
Meski terdengar negatif, FOMO tidak selalu buruk. Jika dipahami dan diarahkan secara cerdas, FOMO bisa menjadi energi positif yang luar biasa. Misalnya, seorang siswa bisa terdorong ikut lomba setelah melihat unggahan temannya, atau berani mencoba webinar bermanfaat yang dibagikan di Instagram. Dalam kadar sehat, FOMO dapat memicu semangat baru, bahkan mendorong siswa lebih aktif dan kreatif.
Mengelola FOMO: Belajar Menang dari Scroll
Lalu, bagaimana cara mengalahkan “godaan scroll” agar belajar tetap juara? Beberapa langkah berikut bisa dicoba:
a. Sadar diri : pahami bahwa media sosial hanyalah potongan kecil kehidupan orang lain, bukan gambaran utuh.
b. Batasi waktu online: buat aturan pribadi, misalnya jam belajar yang bebas notifikasi.
c. Isi waktu dengan kegiatan nyata : bergabung dengan organisasi, olahraga, atau ngobrol tatap muka dengan teman. Aktivitas nyata memberi kepuasan emosional yang jauh lebih sehat.
Penutup
Di era digital yang serba cepat ini, belajar memang sering harus berhadapan dengan scroll. FOMO adalah tantangan nyata yang semakin menekan siswa zaman sekarang. Jika dibiarkan, ia bisa melemahkan fokus dan menggerus prestasi. Namun jika dikelola dengan penuh kesadaran, FOMO justru bisa berubah menjadi dorongan positif yang menginspirasi siswa untuk berkembang, berani mencoba hal baru, dan tetap produktif.
Akhirnya, pilihan kembali pada kita mau berjuang untuk belajar, atau terus terjebak di pusaran scroll?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar